Teori
Vygotsky
Kelompok
5:
1.
Julia Therisa
2.
Hotma Indra Hakim
(13-013)
3.
Rifky Tiara Balqish
(13-029)
4.
Dewi Sitepu
5.
Ester Sihombing (13-109)
Dalam kesempatan ini saya akan mencoba
menghubungkan teori perkembangan
kognitif menurut Vygotsky dengan pengalaman hidup saya.Lev Vygotsky (1896-1934)
percaya bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka.
Ada tiga klaim dalam inti
pandangan Vygotsky:
1.Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis
dan diinterpretasikan secara developmental.Menurut Vygotsky menggunakan pendekatan developmental
berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan
transformasinya dari bentuk awal ke
bentuk selanjutnya.
2.Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata ,dan bentuk diskursus,yang
berfungsi sebagai alat psikologis untuk
membantu dan menstransformasi aktivitas mental.Vygotsky berpendapat bahwa pada masa
kanak-kanak awal (early Childhood),bahasa mulai digunakan sebagai alat yang
membantu anak untuk memecahkan aktivitas dalam memecahkan problem.
3.Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan
dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan anak
tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
sosial dan kultur.Vygotsky percaya bahwa perkembangan memori,perhatian,dan
nalar melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam
masyarakat,seperti bahasa,sistem matematika,dan strategi memori.
Zone Of Proximal Development
Merupakan
salah satu ide unik yang diajukan Vygotsky di dalam tiga klaim inti pandangan
Vygotsky.Zone Of Proximal Deplovement ini adalah istilah yang digunakan
Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu.
Pengalaman
hidup saya yang berkaitan dengan istilah Zone Of Proximal Development ini adalah
ketika saya duduk dibangku kelas VIII SMP,pada saat itu saya sangat tidak
menguasai pelajaran Matematika,padahal
sebelumnya nilai matematika saya lumayan
memuaskan. Hal itu bermula pada kesan pertama saya melihat guru matematika saya
yang memarahi salah satu teman saya.
Sejak saat itu pelajaran matematika seolah momok yang menakutkan bagi saya.Semua
pelajaran yang diberikan oleh guru matematika saya berlalu begitu saja seperti
peribahasa masuk telinga kanan keluar telinga kiri,Hal itu terus berlanjut
hingga akhirnya saya merasakan kerugian-kerugian dari hasil perbuatan saya
sendiri,nilai matematika saya menurun drastis sehingga saya merasa khawatir
dengan nilai tersebut.Kemudian saya memutuskan untuk belajar dengan salah
seorang teman saya yang menurut saya
sangat ahli matematika di kelas,setiap ada tugas pekerjaan rumah yang diberikan
oleh guru,saya selalu datang kerumahnya untuk belajar bersama,kalau tidak
begitu dia yang datang kerumah saya.Kegiatan ini terus kami lakukan,sampai pada
saat menjelang ujian pun kami belajar bersama dan membahas soal Matematika
bersama, sehingga nilai saya naik dan saya yang tadinya tidak mampu,dengan
bantuan dan pengetahuan dari teman saya yang menurut saya lebih pintar,saya menjadi
mampu mengerjakan soal-soal matematika pada saat itu.
Pengalaman
lain,yaitu ketika saya duduk di kelas XI SMA pada saat itu pelajaran fisika
berlangsung di kelas kami dan pada saat itu juga hampir 90% dari kami kurang
mengerti dengan materi yang diberikan oleh guru karena materi fisika yang
terlalu sulit dan rumit.Akhirnya guru memilih beberapa orang dari kami yang
dianggap sudah paham dan membagi kami kedalam beberapa kelompok,dengan metode
seperti itu sebagian besar dari kami menjadi paham dengan materi fisika
tersebut.
Scaffolding
Scaffolding
sangat erat kaitannya dengan dengan gagasan Zone of Proximal Development,yaitu
sebuah teknik yang mengubah level dukungan.Selama sesi pengajaran,orang yang
lebih ahli (guru atau murid yang lebih mampu) menyesuaikan jumlah bimbingannya
dengan level kinerja murid yang telah di capai.
Berkaitan
dengan teknik scaffolding ini saya memiliki pengalaman yaitu semenjak saya
duduk di bangku SMP dan SMA,sekolah mengklasifikasikan kami ke dalam kelas berdasarkan tingkat
kecerdasan,anak-anak yang memiliki IQ lebih tinggi di satukan dalam satu
kelas,dan sebaliknya.Dalam proses belajar mengajar,ketika pelajaran baru akan
dikenalkan pada kami biasanya guru selalu memberikan penjelasan-penjelasan
secara rinci dan detail,namun ketika pelajaran itu sudah pernah kami bahas atau
merupakan bagian dari pelajran yang sudah dibahas,ketika itu guru saya hanya
memberikan contoh-contohnya saja dan tidak menjelaskan secara detail lagi.
Bahasa
dan Pemikiran
Vygotsky(1962)
percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi
sosial,tetapi juga untuk merencanakan,memonitor perilaku mereka dengan caranya
sendiri.Penggunaan bahasa ini dinamakan “pembicaraan batin”(inner speech) atau “pembicaraan
privat”(privat speech).Menurut Vygotsky private speech adalah alat penting bagi
pemikiran selama masa kanak-kanak.
Pengalaman saya yang berhubungan
dengan bahasa dan pemikiran ini adalah ketika saya kelas dua di Sekolah Dasar, saya
sangat sering berbicara sendiri dalam hati.ketika melihat sesuatu yang aneh
saya langsung berbicara dalam hati saya,bagaimana jika saya seperti apa yang
saya lihat itu.Ketika bermain boneka barbie sendirian,saya sering memainkannnya
dengan memikirkan dan mengarang sendiri
ceritanya di dalam hati.
Sekian penjelasan saya tentang
teori Vygotsky dan sekilas pengalaman hidup saya yang berhubungan dengan teori
Vygotsky.Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,saya mohon maaf.
*Terima
Kasih*