Senin, 29 Desember 2014

Analisis Fenomena Berdasarkan Teori Marvin Zuckerman



I.Fenomena

Pendaki Gunung Yang Mendaki 7 Puncak Tertinggi Dunia





Sosok petualang yang satu ini tentu sudah tak asing lagi bagi para pendaki Indonesia. Seorang penggiat petualang alam terbuka yang pemberani dan juga dikenal suka menolong. Norman juga tercatat sebagai wartawan Kompas semasa hidupnya. Pada tahun 1980-an ia banyak menulis di beberapa surat kabar dan majalah, tentu saja tentang kegiatan jelajah alam. Pendaki Indonesia juga mengenang Norman sebagai pelopor pendakian ke berbagai gunung ternama di dunia.Norman Edwin ditemukan sudah tewas tertelungkup di timbunan salju oleh pendaki lain yang kebetulan melewati jalur Norman Edwin tiada,pada tanggal 2 april 1992 di Aconcagua, perbatasan antara Argentina tempat Arman Mardono dan Chile.Sewaktu ditemukan, tangannya memegang erat kapak es yang dikala itu untuk menahan tubuhnya dari gundukan salju yang menutupi tubuhnya pada ketinggian 6.700 mdpl, jadi hanya sekitar 200 meter lagi sudah sampai puncak Aconcagua.
Norman Edwin adalah pendaki sejati, sejak kecil sudah mulai melakukan pendakian gunung dan terus berlembang pesat sewaktu kuliah di UI dan bergabung dengan Mapala UI. Dialah yang menguasai berbagai bidang petualangan alam. Saat itu di jamannya Norman, petualangan beraneka ragam seperti sekarang, seperti rafting, caving, mountaineering,panjat tebing serta menyelam atau diving.Norman bukan pendaki yang bangga melulu setelah mendaki gunung,cenderung terus berusaha dan tak kenal lelah.Norman juga aktif di kelompok -  kelompok lain selain di Mapala UI, seperti SAR, memimpin evakuasi pendaki hilang di gunung.
Norman Edwin lah yang mempopulerkan arung jeram dan susur gua di Indonesia. Dia pula satu - satu nya yang memiliki Sertifikat Lisensi Penyelamatan Gua dari Amerika Serikat dan satu - satu nya pula petualang Indonesia yang sudah menyusuri Benua Amerika, Asia, Afrika, Australia, Eropa dan Alaska.Kita sebagai orang Indonesia dan juga petualang alam bebas pada khususnya harus selalu mengenang beliau Norman Edwin sebagai legenda, Si Beruang Gunung memang telah tiada, tetapi perilaku hebat bisa kita contoh.

Sifat rendah hati dan dermawan adalah sikap mulia. Dan menghormati alam adalah perilaku utama sebagai pecinta alam.Norman Edwin telah mencapai 7 puncak tinggi di dunia, Everest, Kilimanjaro, Elbrus, Mc Kinley, Cartenz Pyramid, Himalaya dan Aconcagua.



II.TEORI


Marvin Zuckerman: Sensation Seeking

Menurut Zuckerman, sensation seeking dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensai yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman.
     
Assessing Sensation Seeking
Untuk mngukur sensation seeking, Zuckerman membentuk Sensation Seeking Scale (SSS), memiliki 40 pertanyaan kuisioner (Tabel 16.2). Dengan menggunakan metode factor analysis, Zuckerman (1983) mengidentifikasikan kedalam empat komponen dari sensation seeking :
1.         Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
2.         Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
3.         Disinhibition  kebutuhan untuk mencari aktivitas sosial yang liar.
4.         Boredom susceptibility.

Characteristics of Sensation Seekers
Zuckerman dan rekannya mendapatkan bahwa sensation seeking  dipengaruhi oleh usia. Orang yang lebih muda akan cenderung untuk memilih pengalaman yang baru, hal yang berisiko dan berpetualangan dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Perbedaan gender juga didapatkan dalam empat komponen dari sensation seeking. Pria lebih memilih thrill and adventure seeking, disinhibition, dan boredom susceptibility. Sedangkan wanita lebih memilih experience seeking.

Behavioral Differences
Walaupun beberapa orang diukur dalam sensation seeking mendapatkan bahwa mereka lebih menikmati aktivitas seperti mountain climbing, hang gliding, auto racing, skiing, scuba diving, dan parasailing, sedangkan orang yang rendah dalam sensation seeking biasanya tidak menyukainya. Perbedaan perilaku tidak selalu dramatis.


Personality Differences
Zuckerman dan rekannya mengkorelasikan nilai Sensation Seeking Scale (SSS) dengan mengukur factor dari kepribadian seseorang. Sebuah studi menunjukkan bahwa nilai pada SSS lebih mencondong ke disinhibition dan berhubungan dengan factor extraversion ‘s Eysenck. Zuckerman menyarankan tingkat sensation seeking yang tinggi yaitu extravert, yang berarti mereka lebih memperdulikan orang lain yang hanya sebagai penonton atau sumber dari stimulasi. Tingkat nilai SSS yang lebih tinggi lebih terbuka mengekspresikan emosi mereka.

Cognitive Processes
Penelitian tambahan tentang sensastion seeking untuk proses kognitif pada pikiran, persepsi dan intelegensi. Nilai sensation seekers yang tinggi didapatkan lebih mengenal simbol dan bentuk lebih cepat dibandingkan dengan nilai yang lebih rendah, yang berarti nilai yang lebih tinggi dapat memproses sebuah informasi lebih cepat.

Occupational Preferences
Dikarenakan nilai yang lebih tinggi memiliki kebutuhan stimulasi yang lebih besar dan pengalaman yang bervariasi, mereka lebih memilih pekerjaan yang berbeda dibandingkan dengan yang nilai lebih rendah. Pria yang mendapatkan skor yang lebih tinggi pada SSS juga mendapatkan skor yang tinggi pada Strong Vocational Interest Blank scales menunjukkan ketertarikan dalam membantu profesi seperti psikolog, psikiater, pekerja sosial dan menteri. Sedangkan wanita yang mendapatkan skor yang tinggi menunjukan ketertarikan dalam pekerjaan sebagai pengacara dan yang mendapatkan skor yang rendah memilih menjadi guru SD dan ahli diet.

Attitudes
Skor yang lebih tinggi pada SSS menunjukkan sikap permisif pada perilaku seksual. Sedangkan yang mendapatkan skor lebih rendah lebih memilih untuk rajin beribadah.

Physiological Differences
Zuckerman dan rekannya mendapatkan bahwa tinggi rendahnya sensation seeking menunjukkan perbedaan respon fisiologi terhadap stimulus. Skor yang lebih tinggi lebih dapat menangani sakit, suara kuat ataupun stimulus yang mengakibatkan stress dibandingkan dengan yang mendapatkan skor yang lebih rendah.


 Heredity versus Environment
Peneliti menggunakan perbandingan kembar yang menunjukan bahwa hereditas merupakan basis dari factor kepribadian sensation seeking. Meskipun sensastion seeking awalnya diturunkan dari keluarga, Zuckerman juga menyadari bahwa situasi dari lingkungan juga merupakan factor yang mempengaruhi.

Reflections on Sensation Seeking
Sensation seeking memiliki daya tarik akal sehat. Lebih mudah untuk menerima ide seseorang yang membutuh kesenangan dan resiko, perubahan dan petualangan. Kita dapat mendeskripsikan level sensation seeking kita sendiri dan dengan penilaian yang adil serta akurat pada level pertemanan dan relative dengan mempertimbangkan aktivitas yang mereka nikmati atau yang mereka hindari.


III.Pembahasan

            Dari fenomena yang terjadi pada pendaki gunung Norman Edwin yang mendaki 7 puncak gunung tertinggi didunia kita dapat melihat bahwa  Edwin memiliki keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensasi yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman,yang disebut oleh Zuckerman adalah Sensation seeking.Hal ini dapat dilihat Ketika Edwin ditemukan sudah tewas tertelungkup di timbunan salju oleh pendaki lain yang kebetulan melewati jalur Norman Edwin meninggal,pada tanggal 2 april 1992 di Aconcagua, perbatasan antara Argentina tempat Arman Mardono dan Chile. Dalam hal ini kita dapat melihat keinginginan yang kuat pada diri Norman Edwin,Edwin berani mengambil resiko kematian demi sebuah pengalaman mencapai puncak Anconcagua karena Sewaktu ditemukan, tangannya memegang erat kapak es yang dikala itu untuk menahan tubuhnya dari gundukan salju yang menutupi tubuhnya pada ketinggian 6.700 mdpl, jadi hanya sekitar 200 meter lagi sudah sampai puncak Aconcagua.
 Norman Edwin juga memiliki keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik  yang melibatkan kecepatan,bahaya,dan hal yang menantang.Dialah yang menguasai berbagai bidang petualangan alam. Saat itu di jamannya Norman, petualangan beraneka ragam seperti sekarang, seperti rafting, caving, mountaineering,serta menyelam atau diving.Hal ini merupakan komponen sensation seeking yang disebut Thrill and Adventure seeking. Selain itu, yang dapat kita pahami dari penjelasan ini adalah Norman Edwin memiliki sensation seeking tinggi karena berdasarkan teori Characteristic of Sensation Seekers pada behavioral Diffrences dijelaskan bahwa orang-orang  memiliki sensation seeking rendah biasanya tidak menyukai dan tidak menikmati aktivitas seperti rafting,caving.mountaineering ,serta diving seperti yang dilakukan oleh Norman Edwin.
Norman bukan pendaki yang bangga melulu setelah mendaki gunung,cenderung terus berusaha dan tak kenal lelah.Norman juga aktif di kelompok -  kelompok lain selain di Mapala UI, seperti SAR, memimpin evakuasi pendaki hilang di gunung.Norman Edwin lah yang mempopulerkan arung jeram dan susur gua di Indonesia. Dia pula satu - satu nya yang memiliki Sertifikat Lisensi Penyelamatan Gua dari Amerika Serikat,dari penjelesan ini kita dapat mengetahui bahwa Norman Edwin memiliki komponen sensation seeking dishibition yang kuat yaitu merupakan kebutuhan untuk mencari aktivitas sosial yang liar dengan aktif di kelompok SAR,memimpin evakuasi pendaki hilang di gunung,dan mempopulerkan arung jeram dan susur gua di Indonesia hingga memiliki Sertifikat Lisensi Penyelamat Gua dari Amerika Serikat.
Seperti yang dijelaskan dalam teori Characteristic of Sensation Seekers pada Personality Diffrences,dalam hal ini Zuckerman menyarankan tingkat sensation seeking yang tinggi yaitu extravert, yang berarti mereka lebih memperdulikan orang lain yang hanya sebagai penonton atau sumber dari stimulasi. Tingkat nilai SSS yang lebih tinggi lebih terbuka mengekspresikan emosi mereka. Apabila dikaitkan dengan Norman yang aktif  di organisasi Mapala UI dan kelompok lain seperti SAR serta memimpin evakuasi pendaki hilang di gunung,Hal ini berarti Norman Edwin memiliki kepedulian yang lebih terhadap orang lain dan alam yang menjadi sumber dari stimulasi.Selain itu,kita juga dapat melihat dari pernyataan pada fenomena bahwa Norman memiliki sifat hebat yang pantas untuk dicontoh yaitu sifat rendah hati dan dermawan yang merupakan sikap mulia dan perilakunya menghormati alam merupakan perilaku utama sebagai pecinta alam.
Pekerjaan Norman Edwin sebagai pemimpin evakuasi pendaki hilang di gunung dan pengalaman luar biasanya yang telah mencapai 7 puncak tinggi di dunia, Everest, Kilimanjaro, Elbrus, Mc Kinley, Cartenz Pyramid, Himalaya dan Aconcagua menunjukkan bahwa Edwin memiliki  kemampuan lebih untuk mengenal simbol-simbol,seperti yang kita ketahui bahwa untuk mencapai puncak gunung seorang pendaki harus memahami simbol –simbol yang ada dan seperti yang dijelaskan dalam teori Cognitive processes  bahwa seorang yang memiliki nilai sensation seekers yang tinggi adalah orang-orang yang lebih mengenal simbol dan bentuk lebih cepat dibandingkan orang yang memiliki sensation seeking rendah.






Daftar Pustaka:
www.belantara Indonesia.org/2010/07/pendaki-gunung-yang mendaki 7-puncak.html.
http://infopendaki.blogspot.com/2012/03/biografi-norman-edwin-kisah-pendakian.html
Schultz dan Scultz.2005.Theories of Personality

Tidak ada komentar:

Posting Komentar