Jumat, 20 Juni 2014

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL



PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural.Tujuan penting dari pendidikan multikultural pemerataan kesempatan bagi semua murid.Ini mempersempit gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan murid kelompok minoritas.Keadilan sosial adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini.Dengan demikian,reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas adalah komponen utamanya.Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat di implementasikan guru dikelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan streotipe terhadap orang lain.Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik itu anak lelaki maupun perempuan dan untuk semua kelompok etnis.

Memberdayakan Murid
Pemberdayaan berarti memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil menciptakan dunia yang lebih adil.Pada tahun 1960-an sampai 1980-an ,pendidikan multikultural menitikberatkan pada usaha memberdayakan murid dan memperbaiki representasi kelompok minoritas dan kultural dalam kurikulum dan buku ajar.

Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
Pengajaran yang relevan secara kultural merupakan aspek penting dari pendidikan multikultural.Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.Pakar pendidikan multikultural percaya bahwa guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasi pengajaran yang relevan secara kultural kedalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif.



Pendidikan yang berpusat pada Isu
Dalam pendekatan ini, murid diajarkan secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial.Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasikan nilai,tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.
Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Ada sejumlah strategi dan program untuk menigkatkan hubungan antar-anak dari kelompok etnis yang berbeda –beda yaitu;
1.Kelas Jigsaw
Dikelas ini murid yang berasal dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.Terkadan strategi jigsaw ini di deskripsikan sebagai upaya untuk menciptakan tujuan utama dan tugas bersama untuk murid.
2.Kontak Personal dengan Orang Lain dari Latar Belakang Kultural yang Berbeda
Kontak itusendiri tidak selalu berhasil meningkatkan hubungan.misalnya, memasukkan anak minoritas ke bis sekolah yang di dominasi kulit putih atau sebaliknya tidak selau bisa mengurangi prasangka atau memperbaiki hubungan antar etnis.Berbagai informasi personal sering kali akan melahirkan penemuan ini:orang dari berbagai latar belakang berbagai harapan sama ,kecemasan sama,dan prasangka yang sama.Berbagai informasi personal dapat membantu memecahkan rintangan yang menyekat antar kelompok dan sekat diantara kami/mereka.
3.Pengambilan Prespektif
Latihan dan aktivitas prespektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar –etnis.Mempelajari orang dari bernagai belahan dunia yang berbeda membantu murid untuk memahami prespektif yang berbeda .Dalam seni bahasa murid dapat mempelajari cerita yang terkenal dan diminta untuk mengambil prespektif dari karakter-karakter yang berbeda.


4.Pemikiran Kritis dan Inteligensi Emosional
Murid yang belajar berfikir secara dalam dan kritis tentang relasi antar-etnis kemungkinan akan  berkurang prasangkanya dan tak lagi menstreotipe orang lain.Murid yang berfikir dangkal sering kali lebih banyak prasangka.Akan tetapi,jika murid lebih banyak mengajukan pertanyaan,memikirkannya terlebih dahulu isunya ketimbang jawabannya,dan menundan dahulu penilaian informasi yang lengkap sudah tersedia,maka prasangkanya akan berkurang.
5.Mengurangi Bias
Beberapa strategi anti bias yang direkomendasikan oleh guru antara lain:
1.      Ciptakan lingkungan kelas anti bias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis dan kultural.
2.      Pilih materi drama seni dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural.
3.      Gunakan boneka”persona “ untuk anak kecil
4.      Bantu murid menolak streotip dan diskriminasi
5.      Ikutilah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan kultural anda sendiri secara lebih baik dan untuk menangani streotip atau bias yang mungkin anda miliki.
6.      Bangun dialog guru/orang tua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan.




Kamis, 19 Juni 2014

PENDEKATAN TIPOLOGI 3 CATTELL



PENDEKATAN TIPOLOGI 3 CATTELL

A.          SEJARAH  RAYMOND B. CATTELL
Pada tahun 1905, Cattell lahir di kota Staffordshire, Inggris dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Cattell melihat banyak kereta muatan yang mengangkut tentara cedera yang kembali dari medan perang di Perancis. Hal tersebut membuat Cattell sadar bahwa “betapa singkatnya hidup dan kebutuhan untuk menyempurnakannya selagi bisa. Pada usia 16 tahun, Cattell melanjutkan pendidikannya di University of London dan mengambil jurusan fisika dan kimia. Namun dia menyadari bahwa ilmu fisika dan kimia yang ia miliki tidak dapat membantunya untuk memecahkan masalah sosial. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang Human Mind dan ia menyimpulkan bahwa satu-satunya jalan adalah mempelajari pikiran manusia (Human Mind).Ini adalah keputusan yang telah berani dibuatnya pada tahun 1924.  Cattell melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di University of London dan mengambil jurusan psikologi.
Pada tahun 1929,  Cattell menyelesaikan program Ph.D dan bekerja sama dengan seorang psikolog dan ahli statistik ternama, yaitu Charles E. Spearman. Ketika itu, Spearman telah menggunakan analisis faktor untuk mengukur kemampuan mental, dan Cattell memutuskan untuk menggunakan metode tersebut untuk struktur kepribadian.
Delapan tahun setelah ia meraih gelar doktornya, Cattell akhirnya menerima kesempatan untuk melakukan pekerjaan penuh waktu dalam psikologi . Psikolog Amerika terkemuka Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk menghabiskan waktu setahun di laboratorium Thorndike di Columbia University di New York. Tahun-tahun berikutnya Cattell menjadi profesor psikologi di Clark University di Worcester, Massachusetts, dan pada tahun 1941 ia pindah ke Harvard University. Dia menikah dengan seorang matematikawan yang berbagi kepentingan penelitian, dan pada usia ke 40, Cattell pindah ke University of Illinois sebagai profesor riset.
Terbebani dengan mengajar atau tugas akademik lainnya, Cattell sepenuhnya mengabdikan dirinya sendiri pada penelitiannya. Ia menerbitkan lebih dari 400 artikel dan 35 buku , prestasi monumental yang mencerminkan dedikasi dan kegigihannya.

B.     DEFENISI KEPRIBADIAN             
Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai defenisi kepribadian, yaitu :
“ Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation “
Maksudnya adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell berfokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar maupun dalam.

C.    STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut Cattell kepribadian yaitu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah kecenderungan reaksi, yang diperoleh dari analisis faktor, merupakan bagian yang relatif permanen dari kepribadian. Cattell mengelompokkan trait ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1.      Common Traits dan Unique Traits
            Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang tapi berbeda dalam tingkatannya. Setiap orang memiliki trait ini, tapi dengan tingkatan-tingkatan yang berbeda satu sama lainnya. Contoh dari common trait yaitu kemampuan bersosialisasi, intelegensi, keterbukaan, supel, dan lain lain. Setiap orang memiliki intelegensi namun setiap orang berbeda tingkatannya.
            Unique trait merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dalam jumlah kecil yang menimbulkan keunikan dan membedakan individu satu dengan yang lain.  Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya sebagian individu tertarik pada olahraga volly, sebagian bulutangkis, sebagian lebih tertarik pada seni dan sebagainya.
2.      Ability Traits, Temperament Traits dan Dynamic Traits
            Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja demi sebuah tujuan. Inteligensi juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini, contohnya dengan tingkat inteligensi seseorang, kita dapat memperkirakan seberapa keras seseorang itu mampu mencapai tujuannya.
Temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi  dari seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya : ketenangan, kegugupan, santai, keberanian, dan lain-lain.
Dynamic traits yaitu sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.
3.      Surface Traits dan Source Traits
            Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-elemen yang menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dan lain-lain.
            Source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang memengaruhi setiap perilaku individu. Source traits  merupakan trait yang penting karena source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits.
            Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
Ø  Constitutional Traits berasal dari kondisi biologis tetapi belum tentu bawaan.  Misalnya : asupan alkohol dapat menyebabkan perilaku seperti kecerobohan, banyak bicara, dan bicara ngawur.
Ø  Environmental-mold Traits karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan  melalui proses pembelajaran. Misalnya, anak yang dididik dengan sistem demokrasi berbeda prilakunya dengan anak yang dididik dengan cara otoriter. Contoh lainnya, seseorang yang bekerja sebagai militer menunjukkan perilaku yang berbeda dengan
seseorang yang bekerja sebagai penyanyi.
D.    DINAMIKA ATAU PROSES KEPRIBADIAN
Dinamika kepribadian adalah proses yang menyebabkan atau memotivasi munculnya suatu perilaku tertentu. Menurut Cattell dinamika kepribadian terbagi atas :
1.        Ergs
Ergs adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuannya. Ergs adalah unit bawaan dasar motivasi. Menurut Cattell ada 11 ergs dalam diri manusia, yaitu : rasa ingin tahu (curiosity), seks(sex), kemampuan bersosialisasi gregariousness), perlindungan (protection), penonjolan diri (self-assertion), keamanan (security), rasa lapar(hunger), kemarahan (anger), rasa jijik (disgust), ketertarikan (appeal).
2.        Sentiments
Sentiments adalah proses dimana  munculnya sebuah prilaku dikarenakan motivasi, energi, atau dorongan yang berasal dari luar diri kita (lingkungan), baik interaksi sosial
lingkungan fisik. Sentiment ini diperoleh dari hasil belajar dan dapat hilang sewaktu-waktu. Contohnya seperti karier, agama, pasangan hidup, dan lain-lain.
3.        Attitudes
Attitudes adalah sikap kita, emosi dan perilaku terhadap beberapa orang, benda, atau peristiwa. Menurut Cattell, sikap mencakup emosi, tindakan, dan opini, ini adalah definisi yang lebih luas daripada yang biasanya digunakan dalam psikologi. Attitudes tidak perlu diungkapkan secara verbal. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya.
4.        Subsidiation
Cattell menyatakan bahwa antara ergs, sentiment dan attitude saling berhubungan oleh rantai subsidiation. Konsep ini menyatakan elemen kepribadian tertentu dianggap tidak begitu penting oleh elemen lainnya.
5.      The Self – Sentiment
Pola masing-masing orang dari sentimen ini diselenggarakan oleh sentimen utama yang disebut self-sentimen. Ini adalah konsep diri kita, tercermin di hampir semua sikap dan perilaku kita. Sentimen diri memberikan stabilitas, koherensi, dan organisasi dengan ciri-ciri sumber dan terkait dengan expession dari ergs dan sentimen.

E.     PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Cattel mengajukan enam tahap dalam perkembangan kepribadian sepanjang rentang kehidupan, yaitu :
1.      Infancy
Masa infancy dimulai sejak lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun) dan merupakan periode terpenting. Pada tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara di sekitarnya, dan melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman bagaimana anak menjalani proses toilet training.
Cattel bukanlah seorang pengikut Freud, tetapi ia setuju dengan ide Freud yang mengatakan bahwa tahun-tahun di awal kehidupan sangat penting dalam membentuk kepribadian, termasuk masalah oral dan anal yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian.
Beberapa perilaku sosial terbentuk dari: Ego dan Superego, perasaan aman atau tidak aman, kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism), sikap terhadap otoritas diri
2.      Childhood
Masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap ini sering disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya sedikit saja masalah psikologis yang dialami, tidak sekritis pada masa sebelumnya.
Tahapan ini ditandai dengan dimulainya kemandirian dan ingin bebas dari orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan kelompok sosial atau pertemanan.
3.      Adolescence
Tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang bermasalah dan penuh dengan tekanan (stressful), yaitu tahap remaja di antara 14-23 tahun. Gangguan mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik yang dialami pada umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.
4.      Maturity
Pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode kepuasan dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga. Perkembangan kepribadian menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu pula secara emosional. Tidak banyak perubahan minat dan perilaku selama tahap ini.
5.      Late Maturity
Pada tahap dewasa akhir ini (50-65 tahun) meliputi perkembangan kepribadian dalam merespon perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur 50 tahun. Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama ini dan mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.
6.      Old Age
Masa ini dimulai pada usia 65 tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan orang-orang terdekat seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja, kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa ini. Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang telah dilaluinya. Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-kanak.