PENDEKATAN
TIPOLOGI 3 CATTELL
A.
SEJARAH RAYMOND B. CATTELL
Pada
tahun 1905, Cattell lahir di kota Staffordshire, Inggris dan merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara. Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang
terjadi Perang Dunia I. Cattell melihat banyak kereta muatan yang mengangkut
tentara cedera yang kembali dari medan perang di Perancis. Hal tersebut membuat
Cattell sadar bahwa “betapa singkatnya hidup dan kebutuhan untuk
menyempurnakannya selagi bisa. Pada
usia 16 tahun, Cattell melanjutkan pendidikannya di University of London dan
mengambil jurusan fisika dan kimia. Namun dia menyadari bahwa ilmu fisika dan
kimia yang ia miliki tidak dapat membantunya untuk memecahkan masalah sosial.
Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang Human Mind dan ia
menyimpulkan bahwa satu-satunya jalan adalah mempelajari pikiran manusia (Human
Mind).Ini adalah keputusan yang telah berani dibuatnya pada tahun 1924. Cattell melanjutkan pendidikan pasca sarjananya
di University of London dan mengambil jurusan psikologi.
Pada
tahun 1929, Cattell menyelesaikan
program Ph.D dan bekerja sama dengan seorang psikolog dan ahli statistik
ternama, yaitu Charles E. Spearman. Ketika itu, Spearman telah menggunakan
analisis faktor untuk mengukur kemampuan mental, dan Cattell memutuskan untuk
menggunakan metode tersebut untuk struktur kepribadian.
Delapan
tahun setelah ia meraih gelar doktornya, Cattell akhirnya menerima kesempatan
untuk melakukan pekerjaan penuh waktu dalam psikologi . Psikolog Amerika terkemuka
Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk menghabiskan waktu setahun di
laboratorium Thorndike di Columbia University di New York. Tahun-tahun
berikutnya Cattell menjadi profesor psikologi di Clark University di Worcester,
Massachusetts, dan pada tahun 1941 ia pindah ke Harvard University. Dia menikah
dengan seorang matematikawan yang berbagi kepentingan penelitian, dan pada usia
ke 40, Cattell pindah ke University of Illinois sebagai profesor riset.
Terbebani
dengan mengajar atau tugas akademik lainnya, Cattell sepenuhnya mengabdikan
dirinya sendiri pada penelitiannya. Ia menerbitkan lebih dari 400 artikel dan
35 buku , prestasi monumental yang mencerminkan dedikasi dan kegigihannya.
B.
DEFENISI
KEPRIBADIAN
Cattell
mengemukakan pendapatnya mengenai defenisi kepribadian, yaitu :
“ Personality is that which permits
a prediction of what a person will do in a given situation “
Maksudnya
adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya
dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell berfokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar maupun
dalam.
C.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Menurut Cattell kepribadian
yaitu bentuk struktur kompleks dari trait
dari berbagai macam kategori. Trait adalah kecenderungan
reaksi, yang diperoleh dari analisis faktor, merupakan bagian yang relatif permanen dari kepribadian. Cattell
mengelompokkan trait ke dalam
beberapa bagian, yaitu :
1.
Common
Traits dan Unique Traits
Common trait
adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang tapi berbeda
dalam tingkatannya. Setiap orang memiliki trait ini, tapi dengan
tingkatan-tingkatan yang berbeda satu sama lainnya. Contoh dari common trait
yaitu kemampuan bersosialisasi, intelegensi, keterbukaan, supel, dan lain
lain. Setiap orang memiliki intelegensi namun setiap orang berbeda
tingkatannya.
Unique trait merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dalam
jumlah kecil yang menimbulkan keunikan dan membedakan individu satu dengan yang
lain. Unique traits lebih
kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya sebagian individu
tertarik pada olahraga volly, sebagian bulutangkis, sebagian lebih tertarik
pada seni dan sebagainya.
2.
Ability
Traits, Temperament Traits dan Dynamic Traits
Ability traits yaitu sifat yang menentukan
seberapa mampu seseorang dapat bekerja demi sebuah tujuan. Inteligensi juga merupakan salah satu contoh dari ability traits
ini, contohnya dengan tingkat inteligensi seseorang, kita dapat memperkirakan seberapa keras seseorang
itu mampu mencapai tujuannya.
Temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi dari seseorang secara
umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu
situasi. Misalnya : ketenangan,
kegugupan, santai, keberanian, dan lain-lain.
Dynamic traits yaitu sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga
berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.
3. Surface Traits dan Source Traits
Surface traits
merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-elemen yang
menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang
wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang
memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dan lain-lain.
Source traits merupakan salah satu unit atau
struktur dari trait yang
memengaruhi setiap perilaku individu. Source
traits merupakan trait yang penting karena source traits
merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits.
Berdasarkan asalnya, source
trait dapat diklasifikasikan
lagi menjadi :
Ø Constitutional
Traits berasal dari kondisi biologis tetapi belum tentu bawaan. Misalnya : asupan alkohol dapat menyebabkan
perilaku seperti kecerobohan, banyak bicara, dan bicara ngawur.
Ø Environmental-mold
Traits karakter yang didapatkan karena
faktor lingkungan melalui proses pembelajaran. Misalnya, anak yang
dididik dengan sistem demokrasi berbeda prilakunya dengan anak yang dididik
dengan cara otoriter. Contoh lainnya, seseorang yang bekerja sebagai
militer menunjukkan perilaku yang berbeda dengan
seseorang
yang bekerja sebagai penyanyi.
D. DINAMIKA
ATAU PROSES KEPRIBADIAN
Dinamika
kepribadian adalah proses yang menyebabkan atau memotivasi munculnya suatu
perilaku tertentu. Menurut Cattell dinamika kepribadian terbagi atas :
1.
Ergs
Ergs adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai
tujuannya. Ergs adalah unit bawaan dasar motivasi. Menurut Cattell ada 11 ergs dalam
diri manusia, yaitu : rasa ingin
tahu (curiosity), seks(sex), kemampuan bersosialisasi gregariousness),
perlindungan (protection), penonjolan diri (self-assertion), keamanan
(security), rasa lapar(hunger), kemarahan (anger), rasa jijik (disgust),
ketertarikan (appeal).
2.
Sentiments
Sentiments adalah proses dimana munculnya
sebuah prilaku dikarenakan motivasi, energi, atau dorongan yang berasal dari luar diri kita (lingkungan), baik
interaksi sosial
lingkungan fisik. Sentiment ini diperoleh dari hasil
belajar dan dapat hilang sewaktu-waktu. Contohnya seperti karier, agama,
pasangan hidup, dan lain-lain.
3.
Attitudes
Attitudes adalah sikap
kita, emosi dan
perilaku terhadap beberapa orang,
benda, atau peristiwa. Menurut Cattell, sikap mencakup
emosi, tindakan, dan
opini, ini adalah definisi yang lebih luas daripada yang biasanya digunakan dalam psikologi. Attitudes tidak perlu diungkapkan secara verbal. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan
darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya.
4.
Subsidiation
Cattell menyatakan bahwa antara ergs, sentiment dan
attitude saling berhubungan oleh rantai subsidiation.
Konsep ini menyatakan elemen kepribadian tertentu dianggap tidak begitu penting
oleh elemen lainnya.
5. The Self – Sentiment
Pola
masing-masing orang dari sentimen ini diselenggarakan oleh sentimen utama yang
disebut self-sentimen. Ini adalah
konsep diri kita, tercermin di hampir semua sikap dan perilaku kita. Sentimen diri memberikan
stabilitas, koherensi, dan
organisasi dengan ciri-ciri sumber dan terkait
dengan expession dari ergs dan sentimen.
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Cattel mengajukan enam tahap dalam perkembangan
kepribadian sepanjang rentang kehidupan, yaitu :
1. Infancy
Masa infancy dimulai sejak
lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun) dan merupakan periode terpenting. Pada
tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara di sekitarnya,
dan melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman
bagaimana anak menjalani proses toilet
training.
Cattel bukanlah seorang pengikut Freud, tetapi ia setuju dengan ide Freud
yang mengatakan bahwa tahun-tahun di awal kehidupan sangat penting dalam
membentuk kepribadian, termasuk masalah oral dan anal yang dapat memengaruhi
pembentukan kepribadian.
Beberapa
perilaku sosial terbentuk dari: Ego dan Superego, perasaan aman atau tidak aman, kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism),
sikap terhadap otoritas diri
2. Childhood
Masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap
ini sering disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya
sedikit saja masalah psikologis yang dialami, tidak sekritis pada masa
sebelumnya.
Tahapan ini ditandai dengan dimulainya kemandirian dan ingin bebas dari
orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan kelompok sosial atau
pertemanan.
3. Adolescence
Tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang
bermasalah dan penuh dengan tekanan (stressful),
yaitu tahap remaja di antara
14-23 tahun. Gangguan mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik
yang dialami pada umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.
4. Maturity
Pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode
kepuasan dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga.
Perkembangan kepribadian menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu
pula secara emosional. Tidak banyak perubahan minat dan perilaku selama tahap
ini.
5. Late Maturity
Pada tahap dewasa akhir ini
(50-65 tahun) meliputi perkembangan kepribadian dalam merespon perubahan fisik,
sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur 50 tahun.
Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama ini dan
mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.
6. Old Age
Masa ini dimulai pada usia 65
tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan orang-orang terdekat
seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja,
kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa
ini. Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang
telah dilaluinya. Bahkan terkadang, cara pikir
individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-kanak.